Sabtu, 08 Oktober 2016

TAUBAT (Riyadhus Shalihin - IMAM NAWAWI)






Para alim-ulama berkata:

"Mengerjakan taubat itu hukumnya wajib dari segala macam dosa. Jikalau kemaksiatan itu terjadi antara seseorang hamba dan antara Allah Ta'ala saja, yakni tidak ada hubungannya dengan hak seseorang manusia yang lain, maka untuk bertaubat itu harus menetapi tiga macam syarat, yaitu: Pertama hendaklah menghentikan sama sekali-seketika itu juga dari kemaksiatan yang dilakukan, kedua ialah supaya merasa menyesal karena telah melakukan kemaksiatan tadi dan ketiga supaya berniat tidak akan kembali mengulangi perbuatan maksiat itu untuk selama-lamanya. Jikalau salah satu dari tiga syarat tersebut di atas itu ada yang ketinggalan maka tidak sahlah taubatnya.

Apabila kemaksiatan itu ada hubungannya dengan sesama manusia, maka syarat-syaratnya itu ada empat macam, yaitu tiga syarat yang tersebut di atas dan keempatnya ialah supaya melepaskan tanggungan itu dari hak kawannya. Maka jikalau tanggungan itu berupa harta atau yang semisal dengan itu, maka wajiblah mengembalikannya kepada yang berhak tadi, jikalau berupa dakwaan zina atau yang semisal dengan itu, maka hendaklah mencabut dakwaan tadi dari orang yang didakwakan atau meminta saja pengampunan daripada kawannya dan jikalau merupakan pengumpatan, maka hendaklah meminta penghalalan yakni pemaafan dari umpatannya itu kepada orang yang diumpat olehnya.

Seseorang itu wajiblah bertaubat dari segala macam dosa, tetapi jikalau seseorang itu bertaubat dari sebagian dosanya, maka taubatnya itupun sah dari dosa yang dimaksudkan itu, demikian pendapat para alim-ulama yang termasuk golongan ahlulhaq, namun saja dosa-dosa yang lain-lainnya masih tetap ada dan tertinggal - yakni belum lagi ditaubati.

Sudah jelaslah dalil-dalil yang tercantum dalam Kitabullah, Sunnah Rasulullah s.a.w.
serta ijma' seluruh ummat perihal wajibnya mengerjakan taubat itu.

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan bertaubatlah engkau semua kepada Allah, hai sekalian orang Mu'min, supaya engkau
semua memperoleh kebahagiaan." (an-Nur: 31)

Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Mohon ampunlah kepada Tuhanmu semua dan bertaubatlah kepadaNya." (Hud: 3)

Dan lagi firmanNya:
"Hai sekalian orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang nashuha -
yakni yang sebenar-benarnya." (at-Tahrim: 8)

Keterangan:
Taubat nashuha itu wajib dilakukan dengan memenuhi tiga macam syarat
sebagaimana di bawah ini, yaitu:
(a) Semua hal-hal yang mengakibatkan diterapi siksa, kerana berupa perbuatan
yang dosa jika dikerjakan, wajib ditinggalkan secara sekaligus dan tidak diulangi lagi.
(b) Bertekad bulat dan teguh untuk memurnikan serta membersihkan diri sendiri
dari semua perkara dosa tadi tanpa bimbang dan ragu-ragu.
(c) Segala perbuatannya jangan dicampuri apa-apa yang mungkin dapat
mengotori atau sebab-sebab yang menjurus ke arah dapat merusakkan taubatnya itu.

#Riyadhus Shalihin-Imam Nawawi

MENJAGA KESUCIAN WANITA MUSLIM



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh... Islam merupakan agama yang sempurna. Seluruh ajarannya bersumber dari wahyu Allah yang tidak akan berubah sampai kapanpun. Allah Subahanahuwata'ala telah memberikan aturan-aturan dengan rinci. Dengan aturan-aturan itu, seluruh problem hidup makhlukNYA dalam situasi dan kondisi apapun đapat diselesaikan dengan memuaskan tanpa ada satu pun yang dirugikan.
KEDUDUKAN WANITA SETELAH DATANGNYA ISLAM
Sebelum islam datang, kaum wanita dipandang rendah dan hina, diperbudak dan dilecehkan, serta dimiliki dan tidak boleh memiliki. Bahkan hal itu terjadi di beberapa kalangan ahli kitab dan beberapa penganut agama. Setelah sinar ISLAM memancar terang dengan munculnya dakwah yang dibawa oleh nabi kita Muhammad Salallahu alaihiwassalam, mereka dilepaskan dari belenggu perbudakan yang menyakitkantersebut. Islam memberi mereka karunia yang amat agung. ALLAH SWT berfirman kepada Rasul NYA Muhammad SAW dalam Al-qur'an surah Al-Muntahanah ayat 12. Yg berbunyi:
"Wahai Nabi! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang untuk mengdakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuhanak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh Allah maha pengampun, maha penyayang." (QS. AL-Muntahanah: 12)
Ya, ayat diatas merupakan salah satu penyangga utama akidah, tentang bagaimana islam memperlakukan wanita-wanita yang memiliki janji setia kepada nabinya, wanita wanita yang senantiasa berserah diri untuk memohon ampunan Sang penciptanya Allah aza wajalla... Allah, Tuhan Semesta alam.
Masih banyak hal yang perlu dipelajari dan disyukuri didunia ini... "Temukanlah cara terbaikmu untuk bersyukur kepada Allah"
Semoga Bermanfaat


Senin, 03 Oktober 2016

19 September

JANGAN BERSEDIH BIDADARI

Ketika 19 September berpaling muka...
Aku bermimpi tentang rasa, dibangunkan doa yang masih tertera
Memahami rasa di gelapnya gulita, rembulan kulihat sebatang kara
Mengusap mata yang baru terbuka,hempaskan mimpi yang tak pernah nyata

Sayup kudengar bidadari dunia, melantunkan zikir penuh air mata
Sendu, penuh rindu, dan mengharukanku...
Aku masih terjaga, sendiri ku ingat senja
masihkan ia setia saat kan datang gulita

Air mata senja tak lagi bicara, hilang tanpa luka
Aku bicara pada hati, pantaskah aku jadi saksi
Mendengar tangisan bidadari, yang jatuh lalu terhenti dimalam sunyi...

KERINCI,
19September2016#BNS-BambangNurwantoSaputra