Kamis, 22 November 2018

Senjaku Diam-Puisi-puisi Pengagum Cahaya

bambangbns.blogspot.com
(SENJAKU DIAM)
*Bambang Nurwansa

Senja... Rasa itu masih sama
Jangan diam, tersenyumlah perlahan
Walau engkau kan hilang saat malam menjelang

Senja... Kejora kini kusayang
Cepatlah pulang... Jangan diam
Malam akan segera datang
Senja takkan pulang...
Ia ingin menjadi bintang yang kau sayang

Senja... Jangan diam... Cinta itu takkan hilang
Ia adalah cahaya disaat malam menjelang

Senja tak ingin diam... Senja bilang:
“Malam ini kejora tak datang...
Karena Allah menghadirkan cinta dalam bentuk hujan,
Bukan bintang”

Seindah Cahaya-Puisi-puisi Pengagum Cahaya

(SEINDAH CAHAYA)
*Bambang Nurwansa

Cahaya itu isyarat cinta
Hadir di senja pertama
Saat suara cinta memanggil mesra
Cahaya itu berharap senja
Menciptakan bahagia disaat adzan menyapa

Senyum itu ibadah rasa
Hadirkan ikhlas di dalam jiwa
Nikmat itu kekuatan hati
Yang harus disyukuri
Dalam setiap denyut nadi


Dan Hujan-Puisi-puisi Pengagum Cahaya

(DAN HUJAN)
*Bambang Nurwansa

Air terlepas dari pelukan sang awan
Bebas menghempas laut harapan
Hujan mengindahkan sebuah tujuan
Tuhan menghadirkan semangat kebahagiaan

Dan hujan...
Lihatlah bagaimana ia menciptakan kebahagiaan
Menjadikan bunga yang indah kembali bermekaran
Saat hujan..

Selasa, 20 November 2018

Temukanlah Indah Samudera Cinta Yang Esa

Terkadang hidup tidak seperti yang kita inginkan, namun jadilah seperti apa yang diinginkan oleh hidup...


Anak: Ayah, ajarkan aku jadi nelayan yang baik, bisa?

Ayah: Kenapa engkau bertanya seperti itu nak? Apakah selama ini kita bukan nelayan yang baik!!

Anak: Sepertinya belum yah, karena nelayan yang baik seharusnya juga mendapatkan ikan dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Nah sekarang kita belum mendapatkan yang seperti itu kan? Bahkan banyakpun ikan yang kita dapat namun belum banyak pembeli yang melirik ikan kita.

Ayah: Nak, semua butuh proses. Ikan di laut tidak bisa didapatkan begitu saja. Tidak mudah nak, tidak. Engkau pergi mengayuh perahumu dan berlayar menuju lautan luas. Jangankan ikan yang kau jelang. Pulangmu dengan senyuman saja sudah ayah nantikan. Jadi, bukan banyaknya ikan atau kualitas dari jenis apa yang kau dapat. Tapi lebih-lebih adalah niatmu untuk mencari ikan di lautan itu untuk apa serta caramu mendapatkan ikan itu bagaimana. Ingat nak, semua itu ada baik dan buruknya. Jika kau menganggap itu baik, maka baiklah dia. Jika kau menganggap itu buruk, maka buruklah dia.

Anak: ...... (Garuk-garuk kepala yang tidak gatal, cengengesan).

Ayah: Nak, ayah tahu setiap engkau melaut, ada saja ikan yang engkau lepaskan karena tidak tega melihat ika itu kan. Dan ada saja air mata yang jatuh dari kedua mata mungilmu ketika melihat ada ikan yang mati terjerat di jaring. Nak, itu sudah meyakinkan ayah bahwa engkau adalah nelayan yang baik. (Tersenyum, seraya mengelus kepala anaknya)

Anak: (dengan mata yang berbinar) ... Jadi, ayah tahu? Semua yang aku lakukan ketika di lautan??

Ayah: iya, aku kan AYAHMU...


"Jadilah engkau untuk sesabar-sabarnya, sekuat-kuatnya. Jadikanlah cinta kepada Allah jatuh pada titik ketaatan, melewati batas rasa dan suka. Mendahului datangnya cahaya. Jangan sampai karena seorang nelayan yg tidak baik sikapnya menjadikanmu benci pada semua nelayan. Sehingga menimbulkan kegundahan dan ketidak semangatan menjalani kehidupan. Ingat, nelayan yang baik akan mendapatkan ikan-ikan dengan jenis dan kualitas yang baik pula. Begitupun sebaliknya. Jalanmu masih panjang, impianmu masih terbentang. Sekaranglah giliranmu, lihatlah dunia dan kejar mimpi-mimpi besarmu."