Minggu, 08 Mei 2016

Auksin

Auksin sintetik seperti NAA dan 2,4-D biasanya lebih efektif daripada IAA karena NAA dan 2,4-D tidak dirusak oleh IAA oksidase atau enzim lain sehingga dapat bertahan lebih lama dan lebih stabil, sedangkan penggunaan BAP dan Kinetin dalam percobaan kultur jaringan sering digunakan karena lebih murah dan tahan terhadap degradasi (Wattimena, 1988). BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3. Faktor pertama (N) adalah NAA yang terdiri dari 3 taraf yaitu : 0 ppm, 0,2 ppm dan 0,4 ppm. K faktor kedua adalah Kinetin yang terdiri dari 3 taraf yaitu: 0 ppm, 3 ppm dan 4 ppm. Masing- masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali dengan 9 kombinasi perlakuan sehingga didapat 36 unit percobaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Tumbuh Tabel 1. Rerata Persentase Tumbuh Eksplan Buah Naga (Hylocereus costaricensis) dengan Perlakuan NAA dan Kinetin Kombinasi Perlakuan NAA dan Kinetin (ppm) Persentase Tumbuh (%) Kontrol 100 a N0 K3 100 a N0 K4 50 b N0,2 K0 87,5 a N0,2 K3 87,5 a N0,2 K4 100 a N0,4 K0 100 a N0,4 K3 100 a N0,4 K4 100 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5% Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa NAA dan Kinetin berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh eksplan buah Naga (Hylocereus costaricensis). Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa rerata persentase tumbuh eksplan buah Naga tertinggi pada perlakuan Kontrol, N0 K3, N0,2 K4, N0,4 K0, N0,4 K3 dan N0,4 K4 yaitu 100%. Perlakuan ini tidak berbeda nyata dibanding perlakuan lain N0,2 K0 dan N0,2 K3, kecuali dengan perlakuan N0 K4 berbeda nyata. Pada parameter ini terlihat bahwa 6 interaksi perlakuan menunjukkan rata-rata eksplan persentase tumbuh yang tinggi dengan persentase tumbuh 100%. Hal ini disebabkan karena pemberian Auksin dan Sitokonin secara eksogen maupun endogen mampu menjadi pemicu dalam pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Untuk perlakuan kontrol, hormon endogen mampu memberikan reaksi pertumbuhan yang baik, karena dibantu oleh hormon alami berupa IAA dan IBA yang sudah terdapat dalam eksplan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2011) bahwa penambahan Auksin atau Sitokinin ke dalam media kultur dapat meningkatkan konsentrasi zat pengatur tumbuh endogen di dalam sel, sehingga menjadi “faktor pemicu” dalam proses tumbuh dan

Auksin

Auksin sintetik seperti NAA dan 2,4-D biasanya lebih efektif daripada IAA karena NAA dan 2,4-D tidak dirusak oleh IAA oksidase atau enzim lain sehingga dapat bertahan lebih lama dan lebih stabil, sedangkan penggunaan BAP dan Kinetin dalam percobaan kultur jaringan sering digunakan karena lebih murah dan tahan terhadap degradasi (Wattimena, 1988). BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3. Faktor pertama (N) adalah NAA yang terdiri dari 3 taraf yaitu : 0 ppm, 0,2 ppm dan 0,4 ppm. K faktor kedua adalah Kinetin yang terdiri dari 3 taraf yaitu: 0 ppm, 3 ppm dan 4 ppm. Masing- masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali dengan 9 kombinasi perlakuan sehingga didapat 36 unit percobaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Tumbuh Tabel 1. Rerata Persentase Tumbuh Eksplan Buah Naga (Hylocereus costaricensis) dengan Perlakuan NAA dan Kinetin Kombinasi Perlakuan NAA dan Kinetin (ppm) Persentase Tumbuh (%) Kontrol 100 a N0 K3 100 a N0 K4 50 b N0,2 K0 87,5 a N0,2 K3 87,5 a N0,2 K4 100 a N0,4 K0 100 a N0,4 K3 100 a N0,4 K4 100 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5% Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa NAA dan Kinetin berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh eksplan buah Naga (Hylocereus costaricensis). Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa rerata persentase tumbuh eksplan buah Naga tertinggi pada perlakuan Kontrol, N0 K3, N0,2 K4, N0,4 K0, N0,4 K3 dan N0,4 K4 yaitu 100%. Perlakuan ini tidak berbeda nyata dibanding perlakuan lain N0,2 K0 dan N0,2 K3, kecuali dengan perlakuan N0 K4 berbeda nyata. Pada parameter ini terlihat bahwa 6 interaksi perlakuan menunjukkan rata-rata eksplan persentase tumbuh yang tinggi dengan persentase tumbuh 100%. Hal ini disebabkan karena pemberian Auksin dan Sitokonin secara eksogen maupun endogen mampu menjadi pemicu dalam pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Untuk perlakuan kontrol, hormon endogen mampu memberikan reaksi pertumbuhan yang baik, karena dibantu oleh hormon alami berupa IAA dan IBA yang sudah terdapat dalam eksplan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2011) bahwa penambahan Auksin atau Sitokinin ke dalam media kultur dapat meningkatkan konsentrasi zat pengatur tumbuh endogen di dalam sel, sehingga menjadi “faktor pemicu” dalam proses tumbuh dan

Ramadhan seru di Danau kaca, desa Lempur, Kec. Gunung Raya, Sungai Penuh, Prov. Jambi

Catatan perjalanan:
Rabu, 16 Juli 2014 pukul 09.30Sambil menyelam, foto selfie.. Mungkin itu kata yang cocok di ungkapkan untuk mengisi hari-hari KKN di bulan Ramadhan tahun ini.Ya, ramadhan ini kami mahasiawa Universitas Andalas dihadapkan oleh Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang memang rutin di lakukan setahun sekali. KKN merupakan kegiatan Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat yang bertujuan untuk mengimplementasikan bidang ilmu mahasiswa yang di dapat selama melakukan studi di universitas serta menyelesaikan masalah sosial masyarakat dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.Selain hal tersebut di atas, mahasiswa juga dapat mempelajari budaya lokal masyarakat, wisata dan kawasan konservasi. Rabu pagi selesai makan sahur, kami berkemas mempersiapkan tenda, kompor, parang, matras dll. Pukul 7 pagi, dari sebuah rumah kecil di kaki gunung api tertinggi di Indonesia, saya dan 4 rekan kkn saya berangkat mengendarai motlr menuju ke lokasi yg tertera pada situs Unesco yang santer terdengar sejak awal tahun ini. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang eksotis dan memanjakan mata penglihatnya. Pepohonan yang rindang, warna-warni bunga dan pemandangan indah kawasan berbukit menambah nikmatnya pagi di ramadhan ini. Di leter W, tepatnya di perbatasan provinsi, kami tercengang dengan keindahan warna daun berwarna merah dari pohon Cinnamomum burmanii (kayu manis). Karena keindahannya menyerupai bunga sakura yang ada di Jepang yang bersemi setiap bulan April itu, kami menyempatkan diri untuk sejenak beristirahat dan berfoto dibawah sakura evergreen itu. Puas memang puas, namun tujuan perjalanan kami terasa masih panjang. Kami melanjutkan perjalanan, menempuh tikungan tajam dan jalanan berdebu.